Wednesday, March 20, 2013

Bordeless Layar Membuat Desain Asus Vovibook S400 Menarik

Bordeless Layar Membuat Desain Asus Vovibook S400 Menarik


JAKARTA –Kemunculan Windows 8 yang touch-friendly membuka dimensi baru dalam desain notebook.  Ada notebook convertible yang layarnya bisa dicopot dari keyboard. Ada juga notebook yang layarnya bisa diputar dan dilipat untuk membentuk sebuah tablet.
Salah satu contohnya adalah Asus Vivobook S400. Melalui layar 14 inci-nya, kita bisa memilih menu, mengetik dokumen, sampai melakukan gerakan mencubit untuk zoom-in/zoomout tampilan layar. Responsivitas dan akurasi terhadap sentuhan terasa memuaskan.
Namun jika harus jujur, layar sentuh di Asus Vivobook S400—dan juga notebook konvensional berlayar sentuh lainnya—terasa mubazir. Hanya sedikit aktivitas yang dilakukan menggunakan layar sentuh tersebut.
Sebagian alasan karena keyboard dan touchpad sudah sangat memadai. Sebagian alasan lagi karena mengoperasikan layar sentuh mengharuskan tangan menjangkau layar—posisi yang kurang nyaman ketika dilakukan untuk waktu lama.
Terlepas dari keefektifan layar sentuhnya, Asus Vivobook S400 adalah notebook yang menarik. Tengok saja desainnya yang diwarnai layar tanpa tepi (borderless), punggung layar dari bahan aluminium, serta kombinasi warna hitam dan perak di sisi dalamnya.
Soal ketipisan, notebook ini memang bisa diadu. Ketebalan di sisi paling tebal (sisi belakang) hanya 2,1 kg. Namun beratnya yang sekitar 1,8kg sebenarnya cukup berat dibanding ultrabook lain yang pernah kami uji. Untungnya, distribusi bobot notebook ini terasa merata, sehingga tetap terasa nyaman dibawa dengan satu tangan.
Untuk mengejar ketipisan, ultrabook biasanya hanya menyediakan port HDMI atau mini-HDMI sebagai saluran video ke perangkat displai lain. Namun tidak di Vivobook S400. Meski tergolong ultrabook, Vivobook S400 tetap menyediakan colokan VGA-Out sehingga Anda tidak membutuhkan converter tambahan.
Dalam penggunaan sehari-hari, keberadaan harddisk SSD tersebut—yang ditunjang keefektifan Windows 8—menghadirkan performa yang sangat efisien. Hal ini terasa ketika notebook “bangun” dari posisi sleep yang hanya butuh waktu 2-3 detik.

No comments:

Post a Comment