Sunday, January 27, 2013

Samsung B5330 Galaxy Chat - Review



Desain
Inilah smartphone kedua Samsung di Indonesia yang mengusung  desain bar qwerty touchscreen, yang pertama adalah Samsung Galaxy Pro B7510. Kini Samsung menawarkan Galaxy Chat B5330, sebuah smartphone Android dengan OS ICS (Ice Cream Sandwich). Dari segi rancangan, Galaxy Chat mengusung konsep hybrid, artinya mengadopsi dual input, baik dari layar sentuh maupun tombol fisik qwerty. Desainnya punya dimensi yang ergonomis dengan ukuran 118,9 x 59,3 x 11,7 mm dan berat 112 gram. 

Galaxy Chat mengusung jenis layar TFT Capacitive dengan kedalaman 256 ribu warna. Bentang layarnya adalah 3 inchi dengan resolusi 240x320 pixels. Kualitas layarnya memang standar saja, dengan kepadatan pixels 133 ppi. Tepat diatas layar terdapat sensor proximity dan sensor cahaya. Sedangkan di bawah layar terdapat tiga touchpad untuk kendali menu back, home, dan app. Mempermanis desain, pada sekeliling bodi dilapisi list plastik dengan nuanasa krom.

Menuju ke  tampilan sisi belakang, disematkan lensa kamera dan lubang speaker. Tidak banyak instrumen yang melengkapi bodi Galaxy Chat, pada sisi kiri hanya terdapat tombol on/off yang juga bertindak sebagai tombol pengunci layar. Sebaliknya pada sisi kanan hanya ada tombol volume. Seperti halnya di gadget-gadget Galaxy lainnya, penempatan audio port 3,5 mm berada pada sisi atas. Untuk penempatan microUSB port berada pada sisi bawah.   

Catatan
Letak microSD berada di balik back cover, untuk memasang dan melepas tidak perlu mematikan handphone terlebih dahulu. Samsung mempopulerkan metode ini dengan sebutan warm swap. 
 
  

Fitur
Meski menyandang OS Android 4.0, tapi bekal fitur Galaxy Chat terlihat biasa-biasa saja. Ini lantaran segmen produk berada di kelas menengah ke bawah. Galaxy Chat mengandalkan resolusi kamera 2 mpix (1600x1200 pixels) tanpa kamera sekunder. Menu pendukung kamera juga serba ngepas, tidak ada auto focus, macro mode, ISO, flash light. Meski demikian masih ada white balance, night mode, efek, foto editor, dan  timer. Untuk rekam video, resolusi maksimum yang bisa dicapai adalah VGA (640x480 pixels) dengan kecepatan 25 frame per detik. 

Untuk hiburan, pemutar musik sudah dibekali equalizer, shuffle, dan playlist. Juga ada FM radio dengan kemampuan RDS. Meski kodratnya sebagai gadget kelas menengah, Galaxy Chat sudah punya kemampuan konektivitas yang memadai, seperti WiFi dengan standar b/g/n dan bluetooth versi 3.0. Koneksi ke jaringan selular sudah mencapai level HSDPA 7.2 Mbps dan HSUPA 5.76 Mbps. Kemampuan browsernya juga lumayan baik, layar juga bisa mendukung fungsi pinch zoom. 

Catatan
Seperti halnya seri-seri Galaxy lainnya, Samsung Galaxy Chat juga dibekali aplikasi office, yakni Quickoffice. Tapi sayangnya yang diberikan hanya versi terbatas, alias untuk document viewer, tidak bisa membuat dokumen baru.

Kinerja
Samsung Galaxy Chat dibanderol perdana Rp1.499.000. Dari segi harga nampak Samsung berusaha memenuhi kebutuhan pasar menengah akan gadget Android yang mumpuni tapi dengan harga terjangkau. Galaxy Chat menggunakan single prosesor 850 Mhz. Dari aspek prosesor memang sangat ‘sederhana,’ tapi dalam uji coba beberapa aplikasi populer seperti Twitter, Facebook, dan WhatApp dapat berjalan secara simultan dengan cukup apik. 

Dalam rilis di Luar Negeri disebutkan bahwa Galaxy Chat mengusung dua chipset navigasi, yakni GPS (Global Positioning System) dari AS dan GLONASS (Global Navigation Satellite System) dari Rusia. Hal ini kemungkinan sebagai syarat agar Galaxy Chat dapat dijual di Rusia. Namun menurut sumber dari PT. Samsung Electrononics Indonesia (SEIN), versi yang dijual di Indonesia hanya mengusung chipset GPS. 

Galaxy Chat diitenagai baterai Lithium Ion dengan kapasitas 1200 mAh. Dari kapasitas tersebut dapat dicapai waktu siaga hingga 520 jam dalam jaringan 2G, sedangkan di moda 3G hingga 380 jam. Untuk waktu bicara hingga 14 jam di jaringan 2G, dan 5 jam di jaringan 3G. 
 

No comments:

Post a Comment